Surat
ini saya tulis untuk kamu, Tuan, teman SMA saya.
Hai,
bagaimana harimu, Tuan? Semoga menyenangkan. Kalau saya tidak salah hitung, ini
sudah memasuki tahun ketiga setelah hari kelulusan itu ya.
Tuan,
kamu tahu? Saya seringkali memandangi foto-foto SMA kita dan mendapati kita
berada satu frame didalamnya. Biarlah benda itu menjadi saksi bahwa kita memang
pernah dipertemukan jauh sebelum hari ini.
Dulu sekali,
Kita tidak pernah saling menyapa bahkan saat kita belajar di kelas yang sama.
Kita tidak pernah berpapasan lebih dari dua detik. Saya tidak pernah tahu jam
berapa kamu tiba dikelas, musik apa yang kamu dengarkan, juga ekskul apa saja yang kamu ikuti. Saya hanya
tahu bahwa kamu duduk di kursi belakang, dan yang saya dengar bahwa kamu tengah
berhubungan dengan seorang gadis.
Dulu sekali,
saya tidak pernah merasa perlu bergaul dengan kamu, Tuan. Harus saya akui bahwa
selagi kita SMA saya tidak pernah benar-benar menyukai kamu. Yang saya ingat,
kamu adalah beberapa dari mereka yang populer di sekolah, beberapa dari mereka
yang digilai adik-adik kelas perempuan, kamu juga termasuk beberapa dari mereka
yang pergaulannya luas kan? Hehe semoga saya tidak sok tahu ya.
Saya tidak
pernah menyangka bahwa teori relativitas waktu Einstein memang benar-benar ada,
tapi saya lebih memilih percaya dengan campur tangan Tuhan yang mempertemukan
kita lagi. Kita,dua-orang-yang-tetap-sama, dipertemukan di kesempatan yang
berbeda. Kita tengah sama-sama sendiri hari itu dan kemudian memutuskan bersama
hingga hari ini.
Surat cinta
ini saya tulis untuk kamu, Tuan dengan nama saya di punggung seragam futsalnya.
Mungkin ini bukan pertama kalinya saya menulis tentang kamu. Pun bukan pertama
kalinya kamu membaca tulisan-tulisan saya. Andai kamu tahu, Tuan. Jantung saya
berdegup luar biasa tak teratur saat menulis ini, setiap kali menulis tentang
kamu, rasanya persis seperti kencan pertama kita, terlalu mendebarkan. Haha.
Dan Tuan
kesukaan saya, izinkan saya terus menulis tentang kamu. Terima kasih untuk
telah membuat hidup saya menjadi lebih mudah untuk dilewati. Dan untuk setiap
pertengkaran kecil yang sering terjadi, percayalah saya orang yang paling
menyesal di dunia karenanya. Saya mencintai kamu. Jadi berjanjilah untuk terus mengabadikan
foto bersama ya, Tuan.
Ps: Untuk
seseorang dengan nama saya di seragam futsalnya, Kamu adalah salah satu dari
sebagian besar anugerah yang tidak akan pernah luput dari kesyukuran saya.
#30HariMenulisSuratCinta
#30HariMenulisSuratCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar