Ini surat yang kesekian yang
pernah kutuliskan untuk kamu, kumohon jangan bosan. Bersediakah kamu membaca
surat ini diiringi deretan lagu romantis favorit kita di playlist handphone-mu?
Jangan mencari nama pengirim
surat ini karena kupastikan kamu tidak akan menemukannya, tapi aku percaya saat
kamu mulai membaca surat ini kamu akan tahu siapa yang dengan tulus menulisnya.
_____
Hai kesukaan, kurasa kita
menghadapi hari-hari yang cukup berat akhir-akhir ini. Ada beberapa kerikil
kecil yang tengah berusaha menghadang langkah kita. Cukup melelahkan
bukan?
Kenakan sepatu terbaikmu ya,
eratkan tautan jemari kita, tetaplah sama ratakan derap langkah kita, Tuan.
Akan ada banyak kerikil atau bisa jadi batu yang lebih besar yang akan kita
hadapi. Tetap percayalah, kita-dua anak manusia yang tengah jatuh cinta, cinta
yang lebih digdaya dari kerikil-kerikil kecil itu.
Kita pernah beberapa kali
berusaha saling memalingkan badan, berusaha saling meninggalkan. Ingat, kan?
Waktu itu di persimpangan, kita lebih memilih kerikil-kerikil itu menghentikan
langkah kita. Lalu aku memutuskan berjalan ke timur, lalu kamu ke barat. Di
pertengahan jalan tak bermarkah itu, kita saling menyesal lalu berusaha saling
menemukan kembali. Kita menggenggam lengan masing-masing lebih erat dari
sebelumnya.
Mari terus berjalan, temukan
lebih banyak kerikil dan singkirkan bersama.
Dari aku - seseorang yang kau
janjikan akan menemaniku mendayung perahu bersama di Venice, dengan cinta.
#30HariMenulisSuratCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar