Tentang Saya

Rabu, 27 Juni 2012

Ini, lingkaran milikku


     

       Rasanya aneh ketika melihat ke belakang lalu menyadari semuanya menjadi luar biasa berbeda. Entah, akhir-akhir ini aku sering mendapati diriku sendiri menangis sesegukan.  Mungkin inilah titik dimana aku menyadari aku telah kehilangan serpihan-serpihan bahagia, kita tahu tidak ada hal yang sempurna terlebih tanpa bagian kecil yang melengkapinya.
        Ketika aku menduduki lingkaran ini, aku menyadari aku telah kehilangan banyak orang, mereka yang nyatanya mampu menggenapkanku. Dan ini menjadi alasan kenapa aku benci menjadi dewasa, setiap orang berdiri pada lingkaran mereka masing-masing, sebagian mencoba masuk sebagian lagi memutuskan mencari lingkaran lain untuk ditempati.
        Lalu aku? Aku merindukan mereka yang kemarin berada dalam lingkaran milikku, beberapa dari mereka mungkin telah tidur nyenyak menunggu surga. Demi Tuhan aku benci merasa kehilangan!
    
Tapi ini hidup kan? Kita tidak pernah diperbolehkan menolak kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Dan kau tahu inilah yang akhir-akhir ini aku selalu coba lakukan : “menjadi baik”. Aku tengah memahami bahwa menjadi dewasa haruslah menjadi lebih baik, Karena katanya orang baik akan dikenang baik.
___________

Begini, beberapa minggu lalu seseorang yang aku kenal ,tetangga sekaligus kakak tingkatku menemukan ujung ajalnya, siapa yang bisa memprediksi ini? Bahkan orang hebat seantero dunia pun mana bisa menjamin usia seseorang. Yang aku tahu sejauh ini, beliau adalah gadis yang luar biasa cantik, periang dan menyenangkan di wajah teman-temannya. Aku mengakui ini sungguh. Hal yang berhasil membuatku cukup bergidik kagum adalah kenyataan bahwa betapa beliau sangat dicintai oleh orang sekitarnya, begitu banyak yang mengirim doa dan mengantarnya sampai peristirahatan terakhir.

        Dan aku mengerti satu hal, “Menjadi seseorang yang dicintai itu akan menjadi mustahil tanpa kebaikan hati, itu kuncinya

Kamis, 21 Juni 2012

Aku-Hati


 
Aku   : Hey kau ini membingungkan sungguh, apa yang telah berhasil  
          membuatmu menjadi sebegini mati rasa?
Hati  : Kau keliru! Aku sama sekali tidak mati rasa justru sekarang aku menjadi
          lebih peka, sangat peka.
Aku   : Lelaki itu berusaha menyentuhmu dan kau tidak bereaksi apapun?
Hati  : Pahamilah bahwa aku tengah belajar untuk membuat semuanya lebih
          mudah, setidaknya disini aku tengah berusaha membuka dindingku. Ia
          pernah ditinggalkan goresan yang membekas,rasanya sakit sekali.
Aku   : Aku paham, lalu bukankah dengan kau membiarkannya masuk   
         setidaknya membuat semuanya menjadi lebih mudah?
Hati  : Tentu tidak semudah membayangkannya, aku butuh mengumpulkan
          kepercayaan lagi yang dulu pernah dirobohkan pertahanannya oleh
          seseorang dan untuk membangunnya kembali justru terasa jauh lebih
          sulit dari yang pernah kulakukan dulu.
Aku   : Kau begitu menyedihkan jujur saja, apakah sebegini sakitnya menjadi
          kamu?
Hati  : Kau bisa lihat, aku jauh lebih rapuh dari kelihatannya. Sedikit saja 
          sesorang mengecewakanku akan sulit bagiku menaruh kepercayaan lagi.
Aku   : Mungkin terkadang karena kau terlalu sederhana, beberapa orang kerap
          menyederhanakan peranmu dalam hidup mereka.
Hati  : Tepat sekali, semoga saja setelah hari ini aku tidak akan menyesal untuk
          memilih menjadi bagian yang ‘baik’ dari pilihan ‘buruk’ yang ada. Aku
          hanya akan bersedia ditemukan oleh dia yang menyayangiku dengan
          sederhana, dan menjagaku dari segala sakit