Tentang Saya

Sabtu, 25 Januari 2014

Kepada kamu, genggam tanganku. Kita lewati badai, kita langkahi kerikil

Sesuatu yang kecil bisa menyelinap dan menghancurkan dari dalam. Dan yang paling menakutkan adalah, semuanya terjadi tanpa sempat kamu sadari.
Ironis rasanya mengetahui bagaimana seorang manusia bisa dengan percaya diri dan mudahnya melewati sebuah badai yang besar. Namun dalam waktu yang sama mengetahui ada beberapa pasang manusia yang bisa hancur hanya karena kerikil kecil.
Sepasang manusia yang akhirnya rela saling melepaskan genggaman tangan hanya karena ancaman kerikil kecil, padahal sebelumnya pernah melewati puluhan badai yang luar biasa besarnya berdua. Logikanya, sepasang manusia yang berhasil melewati badai berdua atas nama cinta pasti lebih bisa melewati kerikil kecil. Namun sekali lagi, cinta seringkali tak sejalan dengan logika.
Badai yang besar harusnya malu kepada kerikil kecil. Dan sepasang manusia yang kehilangan cinta hanya karena kerikil kecil, akan tertutup mukanya oleh pasir yang terbawa angin badai.
Aku tak ingin malu di depan badai dan kerikil, beserta pasir yang senantiasa menyertai mereka.
Sebuah cinta, semestinya lebih digdaya dari badai dan kerikil yang melanda.
Kepada kamu, genggam tanganku. Kita lewati badai, kita langkahi kerikil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar