Saat kamu datang ke dalam hidupku, aku pernah berpikir bahwa;
Tuhan, mungkin saja dia orangnya.
Pria yang selama ini berdiam di dalam doa-doaku.
Pria yang akan mendekapku dengan penuh kesabaran.
Pria yang akan
tetap berdiri tegak dalam kelemahan-kelemahanku.
Pria yang tak pandai menuntut apa yang tak kumiliki.
Pria yang akan mencintaiku bukan karena mencari yang terbaik, tapi yang
bersedia menggenapinya.
Saat kamu datang ke dalam hidupku, aku pernah berkata bahwa;
Tuhan, aku ingin Engkau menjaganya agar tak melangkah lebih jauh dari pada
langkahku.
Pria hebat adalah pria yang berani jujur dengan perasaannya—walau pun itu
berarti dia harus berani tampak lemah di hadapan perempuan.
Pria hebat adalah yang tak pandai mengadu keluh pada keluarganya.
Pria hebat adalah yang memandang bahwa seberapa pun kuat perempuan yang ada
di sisinya, ia adalah tetap sosok makhluk yang perlu dia lindungi.
Kau tampak hebat di mataku. Dan sampai detik ini, aku masih berdoa bahwa
kau memang benar sehebat itu.
Aku hanya perlu disayangi yang tanpa kebohongan dan kepura-puraan. Aku
hanya perlu disayangi yang tanpa amarah dan kesombongan akan dunia. Aku hanya
perlu disayangi yang tak suka menekan dan menuntut apa yang telah menjadi
kelemahanku.
Aku bisa memastikan untuk selalu ada bagimu dalam setia.
Mencintaimu, bukan karena kamu yang terbaik tapi karena kamu bersedia
menggenapiku.