Tentang Saya

Jumat, 11 Juli 2014

Lelaki Musim Hujan #1


Aku berusaha mengingat lebih banyak. Entah pada hari apa tahun berapa, Aku menemukan diriku menangis sejadi-jadinya. Hari itu hujan dan aku menangis. Aku  tidak tahu mana yang lebih basah, hujan atau mataku.
Pertengahan malam tahun baru di sebuah tahun rahasia, belum pernah hujan sepelik itu mengguyurku tanpa ampun. Aku merasa kecil dihujaninya. Malam itu, bumi menangis deras sekali, Bukan tangis haru, melainkan tangisan yang mengiba. Malam pekat sekali seperti seorang penjahat yang menguntit anak kecil di taman bermain. Dan aku anak kecil itu, meringis kedinginan duduk bersandar di depan etalase pertokoan yang sedari tadi ditutup oleh pemiliknya.

We were both young when I first saw you
I close my eyes and the flashback start

Anak-anak kecil yang tadinya menari bermain kembang api di pinggir jalan, juga pengendara sepeda motor berhamburan ke bibir-bibir emperan toko atau berebut tempat di bawah pohon. Lalu aku? Aku merangkul tubuhku sendiri didepan etalase toko buku, berusaha mengabaikan beberapa panggilan masuk dari orang yang sama.

Jalanan tampak jahat, hitam sepekat jelaga, atau seperti monitor yang belum direparasi, Air di pelupuk mataku berhasil menghalangi pandangan,  hanya pantulan cahaya lampu di genangan air yang tampak. Aku membiarkan tangisan malam menghujani wajahku, membabi buta, seperti duri, perih sekali, merayap ke hati.
  
Kutipan Cerpen "Lelaki Musim Hujan"  oleh Syarah Tania

Tidak ada komentar:

Posting Komentar