Waktu kita masih sama-sama berbalut
putih abu-abu, rasanya tidak seperti ini. Kamu melangkah kedepan kelas,
memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris, rasanya juga tidak pernah seluar
biasa saat ini. Bahkan dulu, berbicara denganmu, berdua saja, adalah bilangan
kemustahilan. Bahkan dulu, melihat kamu tersenyum juga mendengar namamu
disebut, jantungku belum pernah berdegup setidak teratur ini.
Dulu,
Kita berangkat ke sekolah yang sama
setiap paginya, setiap harinya. Kamu duduk di bangku paling belakang, baris
kedua dari kiri, itu yang sejauh ini paling kuingat,
dan kamu bilang hal yang paling melekat
di ingatanmu waktu itu adalah, aku-yang-dengan-seragam-olahraga-kebesaran,
ah memalukan sekali ya.
Kita bahkan
mengerjakan soal matematika yang sama,
belajar Bahasa Jerman dengan guru yang sama tapi tidak pernah saling bertukar
sapa. Dan kita bahkan mengabadikan foto kelulusan SMA yang sama.
Dan sejujurnya, aku ingin tahu
bagaimana aku terlihat dimatamu dulu, ya kamu pernah bilang aku biasa saja,
dulu. Kamu bilang aku menjadi lebih berbeda setelah lulus SMA, lebih cantik katamu.
Ah kamu pasti melihat pipiku bersemu waktu mendengarmu mengatakan itu.
Tuan, semesta pasti luar biasa baik
karena telah mempertemukan kita.
Kini,
Orang yang
sama telah membuatku kehilangan kontrol untuk tidak memikirkannya barang
sedetik. Kamu tahu, aku bahkan kekurangan jam tidur,Tuan, dan kamu harus
bertanggung jawab atas kantung mataku yang menghitam. Aku kerap terjaga tengah
malam dan menyadari sesuatu menyelinap kedalam dadaku, perasaan yang mengikat
semakin kuat setiap harinya, aku jatuh cinta.
Semesta telah merencanakan jauh sebelum
hari ini. Tidak ada yang kebetulan, bahkan pada selembar daun yang jatuh pun,
terdapat takdir tuhan didalamnya
Ps: Sometimes-saling dijatuhi cinta
dengan teman SMA yang bahkan belum pernah kalian kenal baik
sebelumnya-could-be-this-amazing.