Untuk masa lalu...
Dan lelaki angkuh yang menyembunyikan dirinya diantara pelukan semua musim,
Apa kabarmu? Bukankah dulu aku selalu menanyakan kabarmu, setiap kali
aku membaca buku-buku bodoh, dan meletakkan pembatas buku diantara
halaman yang kubaca dan belum kubaca?
Sudah lama aku tidak mengukir pengakuan-pengakuan. Aku merasa berdosa
menyembunyikan rasa bersalah
Aku tidak bisa menulis banyak. Maaf.
Aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal yang sering diceritakan
oleh lampu kamarku setiap malam, sesaat sebelum memejam. Sedihnya,
dinding-dinding kamar ikut bersekongkol, berceloteh perihal pohon akasia
dan taman bungkul.
Kamu ingat musim hujan yang kamu titipkan di mataku?
Kalau kamu berkenan, aku ingin mengembalikannya sekarang juga. Secepatnya.
Dibalik kepengecutanku, aku adalah wanita yang berani mengubur
bayanganmu hidup-hidup, kemudian melanjutkan kehidupan dan tidur
nyenyak.
Aku kembalikan musim hujan di mataku yang selama ini memelukku
bersama malam-malam yang terasa sangat panjang, menyedihkan, dan
menciptakan neraka di atas permukaan bantalku yang selalu basah.
Aku sudah bosan dengan malam dan banjir bandang.
Malam dan banjir bandang bukan kombinasi yang baik untuk aku arungi
dengan perahu dongeng-dongeng dan motivasi absurd dari
motivator-motivator yang tidak mau disalahkan atas kebohongannya. Hidup
tidak pernah semudah menangisimu di masa lalu. Memelihara musim hujan
yang kamu titipkan di mataku sangat mudah. Aku biarkan saja detik
berjalan dengan caranya, dan musim hujan yang kamu titipkan terus hidup
dan menari-nari.
Sekarang, iya, sekarang, aku kembalikan musim hujan yang telah lama kamu titipkan di mataku.
Aku tidak mengerti mana yang harus aku pilih antara permintaan maaf dan ucapan terima kasih.
Hey,
Aku menemukan seorang lelaki yang begitu istimewa, yang membuatku
merasa menjadi manusia seutuhnya hanya dengan sebongkah senyuman.
Senyumannya begitu magis dan meneduhkan.
Ia seorang calon ayah yang sudah menampakkannya di usia sembilan belas tahun dua puluh satu hari
Maka, aku kembalikan musim hujanmu. Karena sekarang ada seorang lelaki yang menitipkan musim yang lebih menyenangkan. Aku belum bisa
menebak musim apa, tapi aku merasa ada getar kesimpulan awal bahwa musim
yang dia titipkan adalah musim 'selamanya'.
Time flows, everybody changes...
Aku sudah lama tidak mengamati perubahan-perubahan apa yang terjadi
pada dirimu hampir setahun terakhir.
Maka, aku yakin kalau aku kembalikan musim hujan yang kamu titipkan
di mataku, itu juga sebagian dari targetmu. Kamu lelaki penuh
perhitungan yang menyebalkan. Sangat menyebalkan.
Sekarang, aku bahagia dengan 'lelaki musim selamanya'. Kamu bisa
mendapatkan seribu wanita impian, tapi hanya sedikit yang membawa
kebahagiaan bersama pelukannya.
Kapan-kapan aku sambung lagi dengan cerita perihal lelaki musim
selamanya. Sekarang aku harus pergi, banyak yang harus aku kerjakan
Aku melarangmu mengembalikan doa-doa yang aku titipkan kepadamu. Biarkan mereka menyertaimu. Terima kasih untuk musim hujanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar