Tentang Saya

Senin, 10 Desember 2012

Lelakiku


                Tepat pukul 02.00 AM disini,  bukan, aku bukan sedang terserang insomnia atau apapun. Aku memutuskan untuk bangun satu jam yang lalu untuk menyelesaikan tugas makalah dan powerpoint yang nyaris saja belum kuselesaikan semalam karena mengantuk. Jadi aku putuskan untuk bangun sekarang, dan beruntungnya, aku dibangunkan oleh seseorang yang teramat spesial, via telepon tentunya.

                Sudahkah aku menceritakan tentang lelaki ini? Lelaki yang selalu membuat hatiku dipenuhi taman bunga setiap harinya.

                Well, sekarang aku mungkin bisa percaya kalimat yang katanya “Jika sedang jatuh cinta, kenyataan bahkan terasa jauh lebih indah daripada mimpi”
                Aku tahu sekarang seperti apa rasanya. Seperti ingin terus terjaga sampai waktuku termakan usia.

                Lelakiku ini, aku bahkan belum menemukan bagian mana pada dirinya yang mampu membuatku sejatuh cinta ini.
Kami sudah beberapa tahun terakhir saling mengenal, dan jujur aku tidak menganut paham ‘love at the first sight’ seperti orang kebanyakan. Kami bertemu sewaktu SMA di kelas sebelas tepatnya. He’s not kind of boy I wanna be with awalnya, dia populer, dikenali seantero siswa, dikagumi banyak adik kelas perempuan, itu yang aku dengar dari teman kebanyakan waktu itu.
Dia bukan seorang pujangga  puitis yang lihai menyulam kata, dia juga bukan anak emas di sekolah yang selalu diikutkan dalam olimpiade akademis, dan yang aku tahu dia tidar pinter-pinter amat. Membayangkan untuk menjadi wanitanya pun tidak pernah.

Ya mungkin ini istimewanya cinta, haha. Kami justru mulaidekat ketika berpisah dan lulus dari sekolah itu, entah dari mana mulanya, yang aku tahu dia-perlahan-dan-pasti mulai merebut perhatianku, dia hebat!

Aku bisa jadi perempuan paling gila jika berada disampingnya, menjaga agar dadaku tidak meledak kegirangan, mendengar cerita-cerita ajaibnya, mimpi-mimpi maha indahnya, sesempurna itu. Dan pernah sewaktu itu, dia menatapku lekat, memegang tanganku lalu mengecupnya dan berbisik “Aku akan menikahimu suatu hari nanti”
Kau tahu rasanya seperti apa? Aku merasakan ledakan nuklir kebaagiaan dalam otakku.

Well, aku harus melanjutkan tidur, lain kali akan kusambung lagi cerita tentang lelakiku ini. Jangan bosan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar