Yang tak boleh ada, tapi masih ada di mana-mana.
Orang yang pernah kucita-citakan dengan seluruh bismilah dan menadahkan tangan.
Semesta yang menjadi lawanku. Tak bisa kulawan, meski mau.
Kamu, terlanjur menjamur di seluruh dinding sel darahku. Berendam air panas, tak menyembuhkanku.
Aku, sepertinya akan tetap menyelundupkan rindu. Sampai nanti, jika dunia bukan lagi rumahku.
Virus sakit hati yang bernama sama denganmu, aku sudah sering terjangkitinya. Tetap. Tak membuatku kebal.
Inginku masih sama. Kamu. Punyaku. Satu.
Dan takdir yang akhirnya melucutiku dengan berita paling getir.
Oh, sudah waktunya bangkit. Persetan meski tubuh masih dihujani sakit.
Nanti. Mungkin di kehidupan lain nanti. Aku berhasil merayu Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar