Berkali-kali saya katakan bahwa hidup adalah perihal meninggalkan atau ditinggalkan.
Saya sudah terbiasa menghadapi mereka yang datang kemudian pergi setelahnya. Saya tidak pernah meminta siapapun untuk tetap tinggal. Karena jika memang ingin, mereka tidak akan pernah beranjak, bukan karena diminta.
Saya tidak akan pernah memohon untuk tidak dikecewakan, karena manusia seringkali merasa baik-baik saja setelah menorehkan kekecewaan di hati manusia lain. Hidup memang seperti itu. Sekuat apapun kita melakukan sebaik yang kita mampu, mereka akan tetap pergi, karena manusia selalu punya celah.
Saya selalu punya hidup yang terlalu baik untuk saya keluhkan. Saya tertawa cukup banyak dan perut saya kenyang. Ada berapa banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah dan berakhir di jalanan? Bukan karena mereka tidak mau, tapi karena mereka harus. Tidak sedikit wanita tua yang menjajahkan sayurannya di bawah terik matahari. Bukan karena terbiasa, tapi mereka butuh bertahan hidup.
Dan saya harus merengek untuk hidup yang telah sebegini baik? Untuk segala sesuatu yang tidak sesuai rencana? Untuk apapun yang tidak bisa dengan mudah saya dapatkan? Untuk mereka yang seenaknya datang dan pergi? Come on, saya tidak semenyedihkan itu.
Saya sudah terbiasa akan kehilangan, ditinggalkan, dibohongi atau menelan bulat-bulat kekecewaan. Tapi tidak lantas menjadikan saya tidak pandai bersyukur.
Untuk mereka yang seenaknya datang dan pergi, terima kasih karena telah melahirkan saya yang jauh lebih kuat hari ini.
Jadi kamu, menetaplah jika kamu ingin menetap. Pergilah jika kamu ingin pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar