Aku kehilangan kuncinya.
Oh, bagaimana kalau kau bantu aku mendobraknya.
Mereka akan rusak.
Hm, kita bisa perbaiki sama sama.
Tapi, aku terkunci di dalam, bukan di luar bersamamu.
Ah, berarti yang tadi hanya alasan? Mengapa kau begitu banyak alasan untuk bertahan dalam kesedihanmu?
Begitu? Aku tidak menyadarinya.
Aku jelas melihatnya, karena aku peduli.
Tapi kamu jelas tidak mengerti.
Bagian yang mana? Soal kerusakan karena pintu didobrak paksa?
Apa kau benar tidak tahu sampai saat ini?
Jadi bukan itu? Lalu?
Kuncinya ada di sakumu.
Katakan di saku sebelah mana?!
Temukanlah, temukanlah mereka karena kamu begitu ingin kucintai.
Aku benci pencarian, dan bukankah kita sudah saling menemukan? Kau hanya perlu mengatakannya lalu kita akan bahagia.
Aku tak akan pernah kemana mana. Temukanlah mereka. Waktuku, mereka semua milikmu.
Kamu tahu, aku begitu menyesal.
Untuk?
Untuk tak merasa dicintaimu sejak lama. Ketika bahkan kamu telah berada di dalam diriku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar