02 Mei 2015
Hari itu
kami masih sama-sama sangat muda. Saya bahkan belum genap 17 dan belum berani
menyebrang jalan sendirian. Lalu dia datang, dan saya bergumam “ Tuhan, mungkin
saja dia, mungkin dia orangnya”. Pernahkah kamu bertemu seseorang lantas kamu
merasa ada kupu-kupu beterbangan di dalam perutmu? Pernahkan kamu merasa pipimu
menjadi kemerahan saat mata kalian pertama kali bertemu? Pernahkah kamu
merasakan seperti berada dalam novel-novel roman kesukaanmu?
Ketika ia
datang, saya lantas berpikir “ Mungkin saja ia adalah pria yang mendiami
doa-doa saya, mungkin saja ia adalah pria yang ada dalam benak saya saat
melihat pangeran dalam film-film Disney kesukaan saya”.
Hingga hari
ini, bertahun-tahun setelah hari itu. Pria ini tetap sama mengagumkannya. Ia
adalah pria yang sama yang berada pada masa-masa tersulit dalam hidup saya, ia
tetap pria yang sama yang berada di barisan terdepan dalam membahagiakan saya.
Bagaimana
saya tidak jatuh hati bila ia saja tetap pria yang sama yang terus-terusan
mengalah demi membuat saya tersenyum, pria yang tetap membelikaen saya es krim
di sisa uang jajan terakhirnya, pria yang tetap mengantar saya kemanapun saya
ingin pergi bahkan saat ia begitu tengah kelelahan sehabis futsal.
Ia juga pria
yang sama yang begitu merasa bersalah saat saya marah, pria yang mengenalkan
saya pada teman-temannya dengan begitu bangga, pria yang meminta maaf terlebih
dahulu bahkan pada kesalahan yang bukan miliknya.
Ia pria yang
lembut, yang tidak pernah mengabaikan,
yang tidak pernah mengeluh, bahkan saat saya tengah begitu
menjengkelkan. Lalu bagaimana lagi saya
harus bersyukur untuk pria yang tidak pernah memberi saya kesempatan untuk
bersedih ini, Tuhan?
Harus berapa
kali lagi saya katakan bahwa saya ingin terus bersamanya, pria yang akan
mendekap saya dengan penuh kesabaran, pria yang akan tetap berdiri tegak dalam
kelemahan-kelemahan saya, pria yang tak pandai menuntut apa yang tak saya
miliki. Pria yang mencintai saya bukan karena mencari yang terbaik, tapi
bersedia menggenapinya.
Selamat 33
bulan.
With Love,
Your Timi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar