Untuk kamu yang selalu di sebelah saya,
Kalau saya tidak keliru, ini adalah hari ke-637 kita bersama. Tentu kamu telah banyak tahu tentang saya, baik-buruknya saya. Saya gadis biasa, seorang imajiner. Terkadang
mampu mempunyai mimpi-mimpi gila yang
terlampau raksasa, atau cita-cita sebesar planet VY Canis Majoris.
Hal-hal seperti kuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh,
pulang dengan beragam pujian, dan menjejali dinding ruang tamu dengan foto-foto ketika berada di negeri
orang , atau pernah bermimpi masuk ke sekolah Hogwarts dan menjadi mahir
merapal mantra-mantra.
Saya lebih tertarik dengan majalah bersampul poster film Harry Potter dibanding dengan majalah k-pop yang tengah dielu-elukan gadis remaja kekinian. Saya suka berlama-lama menonton drama dan sering membeli buku baru dan membacanya
satu atau dua bulan setelahnya. Saya
suka mempelajari aksen berbahasa Inggris dari film-film barat yang sering kita
tonton berdua.
Akhir-akhir ini pun, saya berleha-leha di ruang menyerah.
Kuliah tampak seperti monster menakutkan yang giginya taring semua. Saya mulai
merasa beberapa kelas perkuliahan justru membuat mahasiswanya semakin dungu.
Pengajarnya menghambat potensi berpikir menuju orisinalitas gagasan. Membuat
standar-standar bodoh yang hanya mengantarkan mahasiswanya lulus ujian. Tapi
tidak ujian di dunia nyata. Tak ubahnya peternakan untuk mengembangbiakkan
buruh-buruh yang digemukkan untuk dimakan dagingnya.
Mereka beranggapan, yang terpintar adalah yang meniru instruksi dengan paling
persis. Ini seperti delusi sosial yang memerlukan obat dalam jumlah massal.
Well, saya terlalu banyak mengeluh ya, bahkan lupa mengucapkan terima kasih kepada kamu. Kebetulan saya
adalah salah satu orang yang menjunjung tinggi etika berterima kasih. Haha
Tapi entah, ini seperti ilmu magis, karena seburuk apapun hari perkuliahan saya, semuanya akan menjadi baik-baik saja karena saya bersama kamu. Kamu membuat saya merasa spesial. Dengan cara yang baru kali ini saya rasakan.
Kamu membuat saya menjadi lebih sering bangun pagi dengan perasaan berdebar.
Kamu selalu sukses membuat perut saya dipenuhi kupu-kupu. Kamu membuat dunia
terasa slow motion dan
blur seketika saat kita berbincang. Diam-diam, saya merekam
caramu tersenyum, berkedip, dan bersendawa. Kamu membuat saya merasa tidak ada
salahnya buang angin di hadapanmu.
Life must go on. And you make my life
goes on and on.
Terima kasih, untuk membuat hidup saya yang biasa menjadi
istimewa.