Aku adalah bumi. Tempat dimana hal-hal baru bisa tumbuh. Berkembang. Tempat dimana biji-biji bisa menjadi bunga, menjadi buah, menjadi warna di luas dunia. Tempat dimana nyawa tetap bertahan merawat hidup. Tempat dimana masa depan dituliskan menjadi kebahagiaan-kebahagiaan yang mendekati abadi.
Aku adalah bumi, tempat
ditanamnya gravitasi. Menangkap segala sesuatu yang rebah dengan tangan
terbuka. Yang angkuh, yang rapuh, semua yang jatuh kuterima dengan tanpa
kecuali.
Bukan. Bukan
aku tak ingin menjadi bumi yang bisa memberi hidup bagi segala yang hendak
hidup, tapi tempat terindahmu bukan di sini. Tempatmu untuk
menabur cinta bukanlah disini. Disini hanyalah tempat awalmu berpijak. Cukup sekali saja berpijak, dan sesekali mengamati. Bukan untuk menciptakan abadi. Tempat kembalinya seluruh hidup dan matimu adalah langit. Langit beserta isi, dan musim yang melindunginya.
menabur cinta bukanlah disini. Disini hanyalah tempat awalmu berpijak. Cukup sekali saja berpijak, dan sesekali mengamati. Bukan untuk menciptakan abadi. Tempat kembalinya seluruh hidup dan matimu adalah langit. Langit beserta isi, dan musim yang melindunginya.
Kuletakkan tubuhmu yang
sekecil rasa ingin kembalimu itu di telapak tanganku. Kutiupkan mantra-mantra
yang kemudian menjadi gumpalan awan, bergerak. Perlahan dia berjalan seperti
ayam, lalu melompat seperti kanguru, kemudian melesat seperti cahaya, hingga
tak terlihat. Melesat jauh ke langit jingga bernama masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar