Mulanya semua berjalan seperti biasanya. Laut menghempas menyampaikan kabar pada pasir putih, atau bergelombang bercanda dengan batu karang. Laut sudah terbiasa bercerita pada pasir putih, juga mengadu pada karang. Di suatu sore yang indah tiba-tiba Laut dikejutkan sesuatu yang indah di langit. Dia begitu terpukau pada semburat senja yang menyapu langit. Hingga tiap sore menjelang Laut selalu menunggui Senja dengan semburat jingganya . Hingga lama-kelamaan laut jatuh cinta pada Senja.
Awalnya Laut menyimpan rasa cintanya pada senja, entah berapa abad lamanya. Laut tak berani mengungkapakan rasa cintanya pada Senja di langit yang elok dan indah. Hari-harinya dipenuhi rasa gelisah. Setiap kali senja datang menghiasi langit, laut hanya bisa memandanginya penuh takjub. Hatinya bergejolak, jiwanya merana. Begitu ingin ia bisa memiliki Senja. Ia selalu merintih dalam hati, ia begitu mendambakan Langit senja. Dan bila senja telah berganti malam, ia berharap waktu cepat bergulir agar keesokan harinya ia bisa bertemu lagi dengan Senja. Lama-lama laut tidak bisa memendam rasa cintanya pada Senja, ia begitu tersiksa karena sudah terlalu lama ia memendam rasa cinta itu.
Pada suatu sore senja datang dengan lembayung jingga yang bersinar sangat indah. Kali ini senja tampak lebih indah dari biasanya. Hingga laut enggan melepas senja dari pandangannya. Laut benar-benar takut kehilangan senja, dan berniat untuk memiliki senja selamanya. Kemudian ia menghempaskan tubuhnya ketepian untuk meminta nasehat pada pasir putih.
“Urungkan niatmu laut, kau tak akan mampu meraih senja, ia begitu tinggi tak terjangkau” nasehat pasir putih pada laut
“Aku harus mencobanya pasir putih, aku tak akan tau hasilnya sebelum mencobanya”
“Baiklah laut, mintalah bantuan pada angin, siapa tau angin bisa membantu”
“Angin? Ah iya, kenapa tidak terpikirkan olehku, aku akan bicara pada angin, terima kasih pasir putih”
Laut bergerak meninggalkan pasir putih dan memanggil angin. Tentu saja angin sangat terkejut mendengar cerita laut. Tapi akhirnya angin bersedia membantu laut untuk bisa meraih senja. Laut bersama angin menghimpun kekuatan. Angin mendorong tubuh laut setinggi-tingginya agar bisa mencapai senja. Segala kemampuannya dikerahkan dengan sekuat tenaga. Tapi tetap saja ia tak bisa meraih senja. Hingga semua benda yang berada dalam tubuhnnya yang bergerak oleng dan kepayahan. Kekuatan laut dan angin yang sangat dahsyat itu justru menyebabkan kapal-kapal yang berada di tubuh laut tergulung ombak laut. Hati laut remuk redam dan hancur, karena ia tetap tidak bisa menjangkau senja. Kemudian ia menghempasakan tubuhnya, gelombang laut yang menggulung tinggi itu akhirnya terhempas sampai kedaratan dan menyapu apa saja yang dilaluinya.
Tak ada yang bisa selamat dari kemarahan dan kekecewaan laut, dan inilah yang disebut bencana alam. Banyak orang yang tak bisa terselamatkan karena kemarahan laut. Tak ada satupun orang yang tau saat itu kalau laut sedang patah hati. Harapan untuk bisa memiliki senja pupus sudah. Hatinya semakin sakit. Tetapi laut masih tetap setia menunggui senja. Dan saking cintanya laut pada senja, ia menyamakan warnanya dengan warna senja tatkala senja datang. Bila senja berwarna keemasan, lautpun memantulkan warna keemasan. Bila senja meraut biru, maka lautpun ikut menjadi kebiruan. Cinta laut pada senja akan abadi sepanjang waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar