Sebelum ini, aku
sudah berkali-kali memeluk kehilangan. Berkali-kali menyaksikan
punggung-punggung yang kian menjauh. Berkali-kali menahan sesak, berkali-kali
merelakan. Rasanya tidak akan begitu buruk melewati satu kali lagi kehilangan.
Harusnya seperti itu. Tetapi selalu saja, kehilanganmu tidak pernah menjadi hal
yang mudah. Aku tahu, aku hanya butuh sedikit mencoba, tidak akan sesulit
kelihatannya.
Aku hanya butuh
sedikit terbiasa untuk sekedar tidak mendapat ucapan selamat pagi darimu. Aku
hanya perlu terbiasa untuk tidak mengandalkanmu. Aku hanya perlu lebih terbiasa
berdiri di atas kakiku sendiri.
Kau tahu Tuan,
sebelumnya kehilangan tidak pernah membuat teh ku menjadi sebegini hambar untuk
ku sesap, atau lagu-lagu melow yang kudengar, mereka tidak pernah membuatku
sebegini larut.
Pernah suatu hari
kita berjanji untuk tidak saling meninggalkan, tidak peduli seberapa besar
amarah di kepala kita. Tapi hari ini, kita sepakat untuk pergi, saling
merelakan, mengubur mimpi-mimpi yang selalu kita bicarakan setiap hari sebelum
terlelap.
Bertahun-tahun bersamamu adalah bertahun-tahun kebahagiaan yang tak pernah habis diceritakan.
Sayangku, pergilah kemana kau ingin pergi. Mimpi-mimpimu, mereka telah menunggu untuk kau kejar. Kita hanya perlu terbiasa untuk tidak lagi berdua. Kau mungkin bisa temukan dia, temukan padanya apa yang tak kau temukan pada diriku. Berbahagialah.
Bertahun-tahun bersamamu adalah bertahun-tahun kebahagiaan yang tak pernah habis diceritakan.
Sayangku, pergilah kemana kau ingin pergi. Mimpi-mimpimu, mereka telah menunggu untuk kau kejar. Kita hanya perlu terbiasa untuk tidak lagi berdua. Kau mungkin bisa temukan dia, temukan padanya apa yang tak kau temukan pada diriku. Berbahagialah.
#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar