Rabu, 24 April 2013
End of Watch
Ada salah satu adegan di film end of watch yang masih teringat oleh saya. Saya merasa ini adalah salah satu film dengan dialog terbaik di tahun ini yang sempat saya tonton. Bukan film drama, tapi membuat saya terkesima di beberapa bagian. Film yang membuat saya tertawa juga tegang di sepanjang film dan menangis di ujungnya, lalu kembali tertawa di akhirnya. Saya suka sekali.
Ada dua tokoh utama dalam film ini, dua orang sahabat baik yang sama-sama berprofesi sebagai polisi patroli jalan raya di Los Angles. Satu adalah warga Amerika asli Brian Taylor, dan yang satu adalah seorang keturunan amerika latin Mike Zavala.
Keduanya selalu saling ejek mengenai kebiasaan dari ras-nya masing-masih. Biasa-lah, kegiatan antar sahabat. Tradisi mereka soal bagaimana mencari pasangan kekasih pun berbeda. Film ini memang film yang membahas tentang perang antar geng negro dan geng latin di Amerika sendiri, memperebutkan daerah kekuasaan penjualan narkoba juga perdangan manusia. Tapi keren-nya, film ini tidak hanya berkutat di kegiatan baku tembak atau kejar-kejaran khas film action. Ada banyak nilai hidup dan keluarga yang bisa diambil di dalamnya.
Mike yang keturunan Latin adalah seorang pria yang jatuh cinta dan berhubungan intim dengan satu saja wanita dalam hidupnya, yaitu sang istri. Sedang Taylor adalah pria amerika yang selalu saja berganti-ganti pacar dan selalu rumit dengan komitmen. Kalian akan menyaksikan bahwa bagaimana begitu eratnya tali kekeluargaan orang amerika latin, yang selalu saja tidak pernah melewatkan merayakan pesta di setiap ulang tahun. Begitu manis.
Hingga suatu ketika ada adegan ketika Mike dan Taylor sedang berpatroli di dalam mobil dan Taylor tengah menanyakan soal keputusan menikah kepada Mike. Kenapa dulu Mike akhirnya bisa memutuskan untuk menikah dengan Gaby sang istri. Kalau saya tidak salah ingat beginilah Mike menjawabnya;
"Kamu tahu apa yang ditanyakan nenekku di hari pernikahan kami kepadaku?"
"Please don't tell me." Taylor memasang tampang mengejek.
"Dia bertanya, apakah aku bisa hidup tanpa Gabby. Dan pertanyaannya membuatku terdiam. Lalu kemudian dia kembali berkata; If you can live without her, then man-up and cut her off. Don't string her along. Dan ya, nyatanya aku memang merasa tidak bisa hidup tanpa Gabby, itu kenapa aku menikahinya."
Dan adegan itu membuat saya terdiam.
Seluruh pria di dunia harusnya mendengar kalimat dari nenek Mike tersebut. Be a man, ketika kamu merasa bisa hidup tanpa perempuan yang kamu bilang tengah 'kamu cintai', maka jadilah pria dewasa dengan berani melepaskannya. Jangan buang waktu perempuan mana pun untuk mengisi waktumu sendiri. Jangan menyianyikan perasaan perempuan mana pun dengan kepengecutanmu.
Percayalah, perempuan akan jauh lebih bahagia bila dilepaskan dengan kalimat; aku rasa aku masih bisa hidup tanpamu. Dari pada melihat cintanya, jatuh cinta pada perempuan lain ketika bahkan dia berpikir selama ini dia adalah satu-satunya perempuan yang tengah dicintai.
Jangan pernah memberi harapan pada perempuan yang bahkan kamu sendiri tidak tengah bersungguh-sungguh mencintainya. Atau perempuan yang bahkan kamu sendiri tahu, dia tengah bersungguh-sungguh mencintaimu, tapi kamu tidak.
Dan juga jangan pernah melepaskan perempuan yang; kamu tahu kamu tidak bisa hidup tanpanya. Hanya karena kamu pengecut.
Cheers.
-falafu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar