Rasanya
aneh ketika melihat ke belakang lalu menyadari semuanya menjadi luar biasa
berbeda. Entah, akhir-akhir ini aku sering mendapati diriku sendiri menangis
sesegukan. Mungkin inilah titik dimana
aku menyadari aku telah kehilangan serpihan-serpihan bahagia, kita tahu tidak
ada hal yang sempurna terlebih tanpa bagian kecil yang melengkapinya.
Ketika
aku menduduki lingkaran ini, aku menyadari aku telah kehilangan banyak orang,
mereka yang nyatanya mampu menggenapkanku. Dan ini menjadi alasan kenapa aku
benci menjadi dewasa, setiap orang berdiri pada lingkaran mereka masing-masing,
sebagian mencoba masuk sebagian lagi memutuskan mencari lingkaran lain untuk
ditempati.
Lalu
aku? Aku merindukan mereka yang kemarin berada dalam lingkaran milikku, beberapa
dari mereka mungkin telah tidur nyenyak menunggu surga. Demi Tuhan aku benci
merasa kehilangan!
Tapi ini hidup kan? Kita tidak
pernah diperbolehkan menolak kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Dan
kau tahu inilah yang akhir-akhir ini aku selalu coba lakukan : “menjadi baik”.
Aku tengah memahami bahwa menjadi dewasa haruslah menjadi lebih baik, Karena
katanya orang baik akan dikenang baik.
___________
Begini, beberapa minggu lalu
seseorang yang aku kenal ,tetangga sekaligus kakak tingkatku menemukan ujung
ajalnya, siapa yang bisa memprediksi ini? Bahkan orang hebat seantero dunia pun
mana bisa menjamin usia seseorang. Yang aku tahu sejauh ini, beliau adalah
gadis yang luar biasa cantik, periang dan menyenangkan di wajah teman-temannya.
Aku mengakui ini sungguh. Hal yang berhasil membuatku cukup bergidik kagum
adalah kenyataan bahwa betapa beliau sangat dicintai oleh orang sekitarnya,
begitu banyak yang mengirim doa dan mengantarnya sampai peristirahatan
terakhir.
Dan aku mengerti satu hal, “Menjadi seseorang yang dicintai
itu akan menjadi mustahil tanpa kebaikan hati, itu kuncinya”