Ada permata-permata kecil di dalam ingatan.
Selalu menyala, memberi ketenangan, sekalipun harus melangkah dengan memejam.
Mungkin permata-permata itu memantulkan cahaya dari wajahmu;
bayangan yang masih terpelihara di dalam hati.
Menyayangimu seperti mengalir, aku tak pernah menjumpai hilir.
Tiada muara untuk aku dapat melupakanmu.
Hingga di penghujung hari ini,
katakanlah sisa sedikit langkah ke pintu masuk menuju esok,
tetapi ada tumpukan kenangan yang menumpuk di kereta kecil yang kuseret.
Aku pernah meminta hatimu dengan sangat, tetapi tidak dengan memaksa.
Aku tidak mungkin mengemis untuk memohon kau jujur pada dunia,
bahwa akulah satu-satunya yang kau ingin mendampingimu,
bahwa kau tak akan pernah menemukan kebahagiaan jika hidup tanpa kekuranganku.
Sebab akulah pelengkapmu.
Kau dan aku hanya akan menjumpai hari yang selalu seperti tak pernah berakhir.
Tidak, menurutku keadaan bukan pemenang, sebab cinta tiada lawan.
Kau hanya menyerah dan seperti gelas yang jatuh ke lantai, mimpi kita tinggal serpihan.
Sekarang baiklah,
MENIKAHLAH DENGANNYA! AKU BERSUMPAH!
WAJAHKU AKAN SELALU ADA DI TIAP KAU MEMEJAMKAN MATA.
AKU BERSUMPAH!
SELAMA KAU MASIH INGAT NAMAKU, PELUKNYA AKAN SELALU TERASA HAMBAR.
-ZH