Aku ingat betul hari dimana ayahmu membacakan kita sebuah buku tentang dua orang anak kecil berkepala botak yang hobi bertengkar. Saat itu kita tengah sesegukan menangis karena berebut memainkan “game board”. Ayahmu bilang, orang yang suka bertengkar akan dibenci Tuhan. Kita kemudian saling mengulurkan tangan untuk meminta maaf.
Esoknya
aku mengambil mainan bongkar-pasang milikmu secara diam-diam saat kita bahkan
belum genap tujuh. Kamu kemudian menangis saat menyadari mainanmu hilang.
Pernah
suatu hari kita berdebat perihal gaun siapa yang lebih cantik, atau kuncir
siapa yang lebih lucu. Kita tak pernah mau saling mengalah.
Kita
juga pernah bertemu pada suatu hari dimana kamu sengaja berlama-lama bernyanyi
di mikropon agar aku tidak bisa meminjamnya. Sungguh aku sangat kesal saat itu.
Kita selalu saja tidak pernah kehabisan hal-hal kecil untuk diperdebatkan.
Kita
bahkan pernah dimarahi ibumu karena melompat-lompat diatas kasur kamarmu, atau
bahkan saat kita bermain diluar terlalu lama. Atau kita pernah secara
sembunyi-sembunyi memakan makanan yang kita masak sendiri di “pondok-pondokan”
agar tidak dimarahi mamaku. Sungguh aku telah melewatkan lebih dari setengah
umur hidupku bersamamu.
Hingga
hari ini, bumi telah berevolusi untuk sampai pada Desember hari ke-7
kepunyaanmu. Aku masih tetap ada untuk menyaksikan wajahmu memerah bahagia saat
membuka bungkus-bungkus kado di hari usiamu genap 20.
Selamat
ulang tahun ya. Seluruh pengharapan baik untukmu. Hari ini aku memang tidak lagi menyaksikan kamu menangis karena
es krimmu jatuh atau menghabiskan hari berebut mainan. Hari ini, kita memang
tidak akan lagi bermanja berebut perhatian nenek kita, atau saling mencibir
saat kita tengah bertengkar.
Hari
ini, kita akan saling menyaksikan bagaimana diantara kita jatuh cinta dan patah
hati, kita akan menyaksikan bagaimana kita menangis karena dikecewakan oleh lelaki.
Kita telah sampai pada hari dimana kita mulai belajar memoleskan gincu, atau
menggunakan sepatu ber-hak tinggi. Kita akan saling menyaksikan bagaimana
diantara kita bertemu dengan lelaki dan kemudian jatuh cinta, kita akan saling
menceritakan apa saja hal buruk yang kita lalui hari ini, bagaimana kita
dikecewakan oleh teman-teman kita, bagaimana orang-orang diluar sana suka
sekali berlaku buruk.
Jika
saja kita tidak pernah dipertemukan sebagai sepupu seperti ini, mungkin saja di
lain kemungkinan Tuhan telah merencanakan kita sebagai saudara sekandung, atau
bisa jadi kita akan bertemu sebagai teman dan kemudian bersahabat.
Selamat ulang tahun ya, aku
menyayangimu sama baiknya seperti saudara kandungku sendiri.